Kampus PENDIDIK Jl. Cut Nyak Dien 4a Ploso Pacitan (Pengumuman Mahasiswa lihat di kategori Info Mahasiswa)
Selamat datang di blog ICON STKIP PGRI Pacitan, kritik dan saran silahkan kirim ke iconstkip@gmail.com

Rabu, 07 Oktober 2009

PASANGAN ATAS RESTU PRESIDEN BEM STKIP PGRI PACITAN TAHUN 2008/2009 (ADJIE-EGIK)

ADJIE-EGIK



Calon Bem 2009 Berawal dari keinginan melanjutkan kepengurusan BEM STKIP PGRI Pacitan dan juga atas dorongan dari teman-teman maka saya memberanikan diri untuk ikut dalam pencalonan Presiden BEM STKIP PGRI Pacitan periode kepengurusan 2009/2010 dengan harapan bisa mengabdikan segala kemampuan yang saya miliki untuk kampus tercinta. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang notabene organisasi formal kampus yang memegang otoritas tertinggi diantara organisasi-organisasi intra kampus lainnya. Hendaknya bisa menjadi tolok ukur yang baik dan juga diharapkan mampu memberikan dukungan kepada organisasi-organisasi lain demi terwujudnya sinergisitas dan profesionalitas keorganisasian di dalam maupun di luar kampus. Oleh karena itu untuk memwujudkan cita-cita tersebut kami memiliki visi dan misi sebagai berikut :
Visi
Mengoptimalkan eksintensi BEM STKIP PGRI Pacitan yang profesional, aspiratif, bersinergi, dan berkesinambungan.
Misi
1. Mensinergikan, mengembangkan solidaritas, profesionalitas dalam intern Pengurus BEM STKIP PGRI Pacitan.
2. Mempererat jaringan komunikasi dan menjaga pola hubungan yang harmonis dan sinergis antar oraganisasi kemahasiswaan dan institusi.
3. Meningkatkan potensi mahasiswa di bidang akademik dan non akademik.
4. Memberikan pendidikan politik di intern pengurus BEM STKIP PGRI Pacitan


PROFIL CAPRES BEM
NAMA :AJI PERMANA PUTRA
TTL : PACITAN, 08-09-1988
PENGALAMAN ORGANISASI:
1. HUMAS RISMA DARUL ULUM SMAN 1 PACITAN.
2. PENGURUS REMASDA DARUL FALLAH PACITAN (2006)
3. KABID LPM (LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT) HIMATIKA 2007
4. MENTERII HUKUM&HAM (2008-SEKARANG)
PROFIL CAWAPRES BEM
NAMA : GIARNO
TTL: PACITAN, 01-08-1987
PENGALAMAN ORGANISASI:
1. KETUA RISMA SMAN 1 PACITAN
2. PENGURUS OSIS SMAN 1 PACITAN
3. STAF DEPDAGRI BEM

PROGRAM KERJA
1. OLIMPIADE MATA PELAJARAN
2. SEMINAR, WORKSHOP ENTERPRENEURSHIP DAN KEPENDIDIKAN
3. KAJIAN ISLAM JOIN WITH FORKISMA
4. OPTIMALISASI HMJ DAN UKM
5. BLOG DAN KOMUNITAS
6. MEN-SUPPORT KOMUNITAS BELAJAR MASING-MASING JURUSAN
7. MENGADAKAN EVENT-EVENT BERGENGSI ( SENI&OLAHRAGA )
Baca Selengkapnya - PASANGAN ATAS RESTU PRESIDEN BEM STKIP PGRI PACITAN TAHUN 2008/2009 (ADJIE-EGIK)

Senin, 05 Oktober 2009

Seminar Go open Source LinuX

Info Mahasiswa

Salam IT buat temen-temen Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika / Teknik perangkat Lunak semua.....

Diumumkan bagi seluruh anggota ICON STKIP PGRI Pacitan semester 1, 3 dan 5, jangan dilewatkan untuk mengikuti "Seminar Go Open source", yakni pengenalan teknologi sistem operasi Linux untuk mengahapi era open source 2010, bersama Hendri winarto, S.T (Koordinator Komunitas Linux Indonesia di Pacitan ).... Pelaksanaan pada hari Minggu tanggal 25 Oktober 2009, jam 07.30 WIB.. dapat Ilmu, snack, Merchandise, sertifikat dan CD Program. Pendaftaran tagl 17 - 21 Oktober 2009 di Perpustakaan STKIP PGRI Pacitan, jam 08.30 - 11.30 dan 15.00 - 17.00

untuk jadwal Kuliah semerter 1 dan kalender akademik semua tingkat, silahkan Download disini
untuk jadwal kuliah semerter 5 tahun akademik 2009/2010 silahkan Download disini
untuk jadwal kuliah revisi 17 oktober 2009 semerter 3 tahun akademik 2009/2010 silahkan Download disini
Baca Selengkapnya - Seminar Go open Source LinuX

Senin, 21 September 2009

Mendorong VoIP Menjadi Layanan Massal

VoIP (Voice over Internet Protocol) adalah proses transmisi komunikasi suara, seperti pembicaraan lewat telefon biasa, melalui jaringan berbasis IP (internet protocol) seperti internet. Kedua metode tersebut mengubah suara menjadi sinyal elektrik (data), dan mengirimkannya melalui suatu jaringan kepada penerima, di mana di sisi penerima akan diubah lagi data tersebut menjadi suara. Namun, terdapat perbedaan yang utama antara komunikasi berbasis IP dan jaringan telefon biasa (PSTN), yakni metode pengiriman datanya.

PSTN (Public Switched Telephone Network) atau yang biasa kita kenal sebagai jaringan telefon rumah, membentuk jaringan antara pemanggil dan yang dipanggil yang terus tersambung selama pembicaraan berlangsung. Sementara panggilan IP menggunakan internet adalah suatu jaringan yang berbasiskan paket data. Artinya, data ditransfer dalam paket-paket yang dikirimkan dari sumber ke tujuan, dan setelah sampai di tujuan paket-paket data tersebut akan digabungkan kembali menjadi suatu informasi.
Akibatnya, proses pengiriman menjadi lebih efisien dan menjadi tidak masalah dengan jarak antara pengirim dan penerima, sebagaimana sering dipermasalahkan dengan jaringan PSTN. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa panggilan VoIP menjadi jauh lebih murah dibandingkan panggilan PSTN. Selain itu, karena internet merupakan jaringan global, di mana sistem telekomunikasi diimplementasikan baik secara individu, dalam pemerintahan, maupun secara korporasi, menjadikan komunikasi dapat dilakukan secara global dengan lebih mudah.

VoIP di Indonesia

Layanan VoIP sangat efisien untuk komunikasi jarak jauh, baik untuk panggilan interlokal maupun panggilan internasional, karena kedua jenis panggilan tersebut membutuhkan biaya yang mahal jika dilakukan dengan PSTN. Seperti sudah diketahui, jauh dekatnya jarak dalam panggilan interlokal dan internasional melalui PSTN sangat menentukan besar kecilnya biaya percakapan yang harus dibayarkan oleh konsumen. Namun, untuk panggilan lokal, penggunaan VoIP akan lebih mahal. Oleh karena itu, layanan VoIP ini berkaitan erat dengan layanan telekomunikasi internasional.
Layanan telefon internasional dapat dilakukan dengan menggunakan Internet Telefon i untuk Keperluan Publik (ITKP) atau yang lebih dikenal dengan VoIP dan dengan jasa telefon i dasar Sambungan Langsung Internasional (SLI) yang masing-masing memiliki lisensi sendiri-sendiri. Saat ini PT Telkom juga diberikan izin menyelenggarakan layanan telekomunikasi internasional dengan kode akses 017 yang merupakan layanan Internet Telefon i untuk Kepentingan Publik (ITKP) dan 007 yang merupakan Sambungan Langsung Internasional (SLI).

Saat ini ada tujuh penyelenggara ITKP, yaitu PT Telkom dengan kode akses 017, PT Indosat dengan kode akses 016, PT Gaharu dengan kode akses 019, PT Atlasat dengan kode akses 018, PT.Satelindo, PT Excelcomindo, dan PT Satria Widya Prima. Berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 1999, para penyelenggara jaringan wajib interkoneksi untuk menghubungkan percakapan dari ujung ke ujung, termasuk untuk percakapan antar negara (internasional).

Pada umumnya para penyelenggara layanan ITKP memasang sebuah gateway di masing-masing operator, seperti Telkom, Indosat, Excelcom, dll. agar para pelanggan operator-operator tersebut dapat memanfaatkan layanan ITKP mereka. Namun demikian, para penyelenggara ITKP ini sering menerima perilaku yang tidak bertanggung jawab dari para operator, yang mungkin dilakukan oleh para oknum yang tidak bertanggung jawab, terhadap peralatan mereka. Salah satu tindakan yang bisa mengganggu layanan ITKP adalah blocking.

Tindakan blocking oleh penyedia jaringan sangat mudah dilakukan karena penggunaan sistem komputerisasi di perangkat sentral, dan salah satu metode blocking adalah mengalihkan akses (reroute). Semua penyelenggara ITKP membutuhkan koneksi dengan peralatan yang bernama E-1 sebagai media untuk koneksi. Peralatan E-1 hanya disediakan oleh penyelenggara jaringan komunikasi, sehingga dengan tidak diberikannya E-1 yang menjadi otoritas penyelenggara jaringan kepada para penyelenggara ITKP, secara otomatis penyelenggara ITKP tidak akan dapat menjalankan sistem mereka. Itu artinya ITKP tidak dapat memberikan layanannya kepada para penggunanya.

Pada umumnya tindakan blocking dilakukan oleh suatu operator--yang juga memiliki layanan ITKP--terhadap layanan penyelenggara ITKP lain yang terhubung dengan jaringan mereka untuk mematikan layanan ITKP kompetitornya tersebut. Tindakan blocking sering dilakukan oleh para pelaku bisnis telekomunikasi dalam persaingan untuk mematikan kompetitornya. Padahal, tindakan tersebut jelas-jelas merupakan bentuk pelanggaran terhadap Undang-Undang No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Masih tingginya perilaku unfairness dari para operator jaringan, menyebabkan tingginya biaya yang harus dikeluarkan oleh para penyelenggara ITKP. Selain itu, para pelanggan mereka sering menerima kualitas layanan yang buruk sebagai akibat seringnya terjadi gangguan sambungan E-1 ke gateway mereka. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa VoIP tidak terlalu berkembang di Indonesia, karena iklim kompetisi sehat yang tidak terjadi. Seharusnya setiap pelanggan telefon memiliki kebebasan untuk memilih layanan VoIP mana yang mereka gunakan. Artinya, pada waktu pelanggan operator A akan menggunakan layanan VoIP, dia tidak harus menggunakan layanan VoIP milik operator A tersebut, namun dia bebas memilih layanan VoIP lain yang ingin dia gunakan.


by Indra Gunawan.
Pengamat Telekomunikasi Tinggal di Jakarta
Baca Selengkapnya - Mendorong VoIP Menjadi Layanan Massal

Senin, 20 Juli 2009

Kini Broadband Wireless Access Terjangkau Segera Hadir

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menyambut positif hasil lelang maupun proses lelang Wireless Access (BWA) yang dilakukan Pemerintah, Kamis (16 /7) lalu. Sebagai hasil dari proses tender BWA tersebut Telkom kini memiliki lisensi BWA untuk 12 zona (7 lisensi 3.3 GHz dan 5 lisensi 2.3 GHz tanpa overlap) dari 15 zona di Indonesia.

Menurut Vice President Public and Marketing Communication Telkom, Eddy Kurnia, Senin (20/7) Telkom mendapat lisensi BWA 3,3 GHz di 7 zona yaitu Jabodetabek dan Banten, Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Sementara lisensi BWA 2,3 GHz untuk 5 Zona lainnya, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Papua dan Maluku.

Dengan portfolio Broadband yang dimiliki tersebut, Telkom akan dapat melayani hampir seluruh populasi di Indonesia, dan telah sesuai dengan semangat dan komitmen Telkom menyediakan akses internet yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. "Layanan Broadband yang terjangkau tentunya dapat mendukung pertumbuhan sosial dan ekonomi Indonesia," kata Eddy Kurnia.

Melalui lelang BWA tersebut, Telkom kini memiliki lisensi BWA untuk 12 zona. Dalam lelang yang diselenggarakan oleh Pemerintah secara elektronik tersebut terdapat 21 peserta untuk memperebutkan 15 zona BWA. Awalnya pemerintah menawarkan harga Rp 52 miliar tetapi pada akhir lelang, karena banyak peminatnya pemerintah menetapkan harga Rp 460 miliar yang dimenangkan oleh 8 peserta.

"Lisensi tambahan yang dimiliki tersebut akan dimanfaatkan baik oleh Telkom maupun oleh anak-anak perusahaan, khususnya Telkomsel," jelas Eddy Kurnia. Menurutnya, layanan internet cepat Speedy dan Telkomsel Flash dari Telkomsel akan lebih maksimal melayanai kebutuhan masyarakat akan internet cepat mobile.

Implikasi perolehan lisensi BWA tersebut bagi bisnis Telkom tentunya akan semakin memperkuat New Wave Business yang saat ini tengah tumbuh. Teknologi new wave akan menyelaraskan kekuatan Telkom Group sekaligus memberikan solusi baik bagi pelanggan ritelmaupun korporasi.

"Kami yakin, lisensi baru tersebut akan memuluskan jalan untuk migrasi ke high-speed, mobilitas penuh, sesuai dengan permintaan untuk layanan suara, internet dan multimedia," ujar Eddy Kurnia.

sumber: kompas.com
Baca Selengkapnya - Kini Broadband Wireless Access Terjangkau Segera Hadir

Jumat, 05 Juni 2009

mengintip opera 10 beta

Browser Opera 10 beta telah tersedia bagi publik. Beragam fitur baru, tampilan,
serta penambahan fitur kecepatan dan performance telah ditambahkan.

Bagi web developer mungkin boleh sedikit tersenyum. Pasalnya Opera 10 beta ini
memiliki Opera Presto rendering engine 2.2, yang membuat Opera diklaim 40 %
lebih stabil dan cepat.

Dari hasil uji coba yang dilakukan detikINET, ada beberapa poin penting yang
dijumpai di Opera 10 beta ini:

1. Opera Turbo, Dewa Penolong Bagi Koneksi Lemot

Salah satu fitur andalan yang ditonjolkan Opera ini adalah Opera Turbo. Di
Indonesia khususnya, kehadiran fitur ini bak dewa penolong, di tengah bandwidth
yang 'mengharukan', Opera Turbo ini disebut mampu mampu mempercepat koneksi
internet 3 x atau 4 x pada koneksi internet yang 'lemot' menggunakan
state-of-the- art compression technology milik Opera.

Letak Opera Turbo ini berada di sudut kiri bawah.



2. Tab Browser Yang Lebih Elegan

Opera 10 beta kini nampak lebih elegan, dengan tab bar yang bisa ditarik.
Sekilas tampilan ini mirip fitur baru Windows 7 yang bernama Superbar.



Jika dulunya tab hanya berjejer, kini tab browser dapat ditarik ke bawah. Selain
itu kotak search di sebelah kanan atas, sekarang dapat ditarik agar lebih
leluasa.

3. Speed Dial

Bagaimanakah dengan speed dial ? Ada beberapa tambahan fitur. Dengan beberapa
penambahan konfigurasi, kotak Speed Dial kini bisa mencapai 25 buah. Selain itu
kita bisa menambahkan customize backgroud, sebagai latar belakang Speed Dial.

Di atas Speed Dial masih ada sebuah kolom search lagi. Jika dibanding IE,
Firefox atau Chrome hal ini dirasa kurang efektif, karena ada 2 kolom search.
Mungkin diferensiasi inilah yang diusung Opera, agar browser mereka lebih
berkarakter.

4. Fitur baru bagi blogger
Nah bagi para blogger, mungkin fitur ini cukup berguna. Pasalnya, Opera 10 beta
dapat mendeteksi kesalahan pengetikan dengan fitur Spell-Checker nya.

5. Auto Update dan Automated Crash Reporting
Opera 10 beta kini memiliki fitur Auto Update yang semakin memudahkan pengguna
dalam 'berselancar' di dunia maya. Selain itu masih ada fitur Automated Crash
Reporting. Karena Opera didesign untuk restart dan me-recover semua tab yang
tengah dibuka, tiap kali terjadi sebuah kesalahan.

6. Opera Mail
Opera Mail kini telah mendukung Html code. Bagi pengguna yang sering menggunakan
e-mail, kehadiran Opera mail ini dapat digunakan sebagai alternatif dari
Thunderbird milik Mozilla.

opera-mail

Dengan fitur-fitur di atas, Opera 10 beta terasa jauh lebih baik daripada Opera
9.6. Beberapa kekurangan yang terdapat pada opera 10 alpha pun telah dibenahi.
Bagi pengguna yang memiliki koneksi internet 'patah-patah', ada baiknya untuk
mencoba menggunakan web browser ini, dan menantikan versi finalnya dirilis.
sumber : detik.net
Baca Selengkapnya - mengintip opera 10 beta

Senin, 06 April 2009

Trik Cepat Bikin Animasi dengan Flash CS4

Adobe telah membuat terobosan dalam fitur animasi di versi baru Adobe Flash. Dalam sedikit langkah saja, Anda sudah bisa membuat obyek bergerak. Anda tidak lagi harus melakukan beragam tahapan—mulai dari membuat simbol, menerapkannya secara manual ke timeline, hingga mengatur keyframes dan tweens—karena semua bisa dilakukan dengan lebih cepat dan mudah.

Maklum saja, Adobe Flash CS4 memberikan fasilitas object-based animation. Pergerakan animasi yang diinginkan bisa diterapkan secara langsung pada obyek tanpa harus mengatur keyframe di menu timeline. Cukup dengan mengklik kanan pada obyek, pilih Create Motion Tween, dan jangka waktu animasi akan dibuat secara otomatis.

Bagaimana cara melakukannya? Sebagai tema tutorial, di sini PCplus akan memandu Anda untuk membuat animasi kembang api yang bergerak secara zigzag, dari bentuk kecil yang kemudian membesar, hanya dalam beberapa langkah saja.

1. Jalankan aplikasi Flash Professional CS4. Selanjutnya, Anda bisa memilih jenis dokumen flash yang hendak digunakan. Di sini PCplus memilih [Flash File (ActionScript 3.0)]. Klik [OK]. Area kerja animasi Anda akan tampil di layar monitor.

2. Buatlah gambar atau obyek yang hendak Anda animasikan. Anda bisa menyisipkan gambar bitmap atau vektor yang telah dibuat di aplikasi lain. Untuk memasukkannya, klik saja [File] > [Import] > [Import to Library…]. Cari dan pilih file gambar yang hendak dimasukkan, lalu klik [Open] > [OK]. Gambar akan masuk ke jendela tab “LIBRARY” yang ada di panel sisi kanan.

3. Di sini PCplus membuat animasi kembang api yang akan tampil bergerak dari kecil menjadi besar. Klik-tarik gambar pilihan dari panel “LYBRARY” ke area kerja. Karena akan bergerak dari bentuk kecil, obyek gambar diperkecil dengan [Free Transform Tool] yang ada di toolbox sisi kanan. Posisikan gambar di lokasi area kerja yang dikehendaki.

4. Klik-kanan pada frame pertama dalam panel “Timeline”, lalu pilih opsi [Create Motion Tween]. Sejumlah frame dalam timeline akan dibubuhi warna merah untuk menandakan telah dibuat sebagai animasi. Selanjutnya, pindahkan posisi gambar ke lokasi lain, yang menjadi titik akhir pergerakan animasi.

5. Antara lokasi pertama dan lokasi akhir gambar akan dihubungkan dengan garis hijau. Anda bisa membuat animasi “efek kecil lalu membesar”. Pada gambar di frame terakhir, Anda bisa memperbesar dengan (sekali lagi) bantuan [Free Transform Tool].

6. Klik [Selection Tool] di toolbox atau tekan tombol [V] di keyboard. Pergerakan animasi tak mesti berbentuk garis lurus atau diagonal. Anda bisa membuatnya melengkung tak beraturan dengan bantuan kurva pergerakan animasi. Klik di salah satu frame antara frame pertama dan terakhir.

7. Klik-tarik pointer pada salah satu titik di garis hijau, penghubung antara lokasi frame gambar pertama dengan lokasi frame terakhir, hingga membentuk kurva melengkung. Nantinya, pergerakan obyek akan turut melengkung mengikuti alur penghubung antara lokasi pertama dan terakhir yang dibuat membentuk kurva.

8. Selain melengkung, gambar juga bergerak dari bentuk kecil lalu membesar. Anda juga bisa menambah lengkung pada titik-titik lain yang ada di garis hijau. Caranya, klik pada frame pertama, lalu klik-tarik titik-titik di garis hijau. Seperti di sini, garis animasi dibuat serupa jalur zigzag.

9. Durasi animasi pun bisa diperpanjang dengan mengklik-tarik slider merah di “Timeline” ke arah kanan. Selanjutnya, cobalah simpan animasi dalam bentuk video animasi dengan mengklik [File] > [Export] > [Export Movie…]. Namai file di boks Export Movie dan tentukan folder simpannya. Jika disimpan dalam format SWF, cobalah putar file dengan bantuan Flash Player.
ICONSTKIP.blogspot.com

sumber: PCplus
Baca Selengkapnya - Trik Cepat Bikin Animasi dengan Flash CS4

Senin, 30 Maret 2009

Sejarah Pengembangan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi, dari Jarnet hingga Jardiknas menuju ke South East Asian Education Network (SEA

(Oleh: Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto, Ir. Bagiono Djokosumbogo, Bondan S. Prakoso, S.T., Khalid Mustafa, S.T.)

Makalah ini disampaikan pada e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008)-Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia,21-23 Mei 2008, Jakarta





Abstrak

Program pemanfaatan dan pengembangan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Departemen Pendidikan Nasional bukan sebuah program yang disusun “tiba masa tiba akal”, melainkan sebuah program yang telah dirintis dan dijalankan dalam beberapa tahap. Setiap tahapan disusun dengan mempertimbangkan kondisi pada saat itu dan keberlanjutannya pada masa-masa selanjutnya. Juga disusun hal-hal yang bersifat pendukung agar setiap program dapat berfungsi dan berjalan secara maksimal. Secara umum, program TIK di Depdiknas dimulai pada tahun 1999 melalui program Jaringan Internet (Jarnet), yang selanjutnya secara berturut-turut dikembangkan program Jaringan Informasi Sekolah (JIS), Wide Area Network (WAN) Kota, Information and Communication Technology Center (ICT Center), Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas), dan untuk ke depan akan dikembangkan South East Asia Education Network (SEA EduNet).Seluruh program disusun dengan target yang jelas dan berkesinambungan, sehingga pengembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia dapat menjadi bagian dari infratruktur dunia. Infrastruktur ini juga dibarengi dengan pengembangan SDM yang sesuai, sehingga perangkat yang dikembangkan tidak menjadi tumpukan barang bekas yang tanpa makna. Diharapkan ke depan, pengembangan infratruktur tidak berhenti sampai pada level Asia Tenggara, tetapi mampu diperluas hingga ke level Asia dan Dunia. Hal ini akan menjadikan Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lain dalam pemanfaatan dan pengembangan infrastruktur telkonologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan.

1. PENDAHULUAN

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, baik dari segi jumlah penduduk, luas wilayah, kekayaan alam dan sumber daya yang dimiliki.

Namun, kebesaran ini juga membawa beberapa tantangan di dalam mengelola seluruh sumberdaya yang ada dan untuk membawa negara ini semakin maju. Salah satu contoh tantangan adalah kondisi geografis negara Indonesia yang membentang dari Barat ke Timur, yang terdiri atas 14.000 pulau besar dan kecil serta diselingi dengan laut dan selat.

Kondisi ini pasti menyulitkan pelaksanaan beberapa program pemerintah yang membutuhkan kecepatan dan keluasan. Salah satu program utama yang mengalami tantangan ini adalah dunia pendidikan.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, maka pendidikan adalah hak mutlak bagi warganegara Indonesia, dimana menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut.

Berbagai daya dan upaya dikerahkan untuk memenuhi amat tersebut dan melibatkan seluruh alat yang dapat dimanfaatkan, termasuk pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan merupakan sebuah alat di dalam mencapai tujuan pedidikan, yaitu mencerdaskan anak bangsa, dimana di dalam pengembangannya terbagi atas beberapa hal, yaitu infrastruktur, SDM dan konten. Ketiga hal tersebut dilaksanakan secara paralel, karena satu sama lain harus saling mendukung untuk dapat menjadi sebuah alat yang lengkap untuk dimanfaatkan di dalam pencerdasan anak bangsa.

2. PEMBAHASAN

Khusus di Departemen Pendidikan Nasional, perkembangan infrastruktur, SDM dan konten di dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi telah dimulai sejak abad 19 dan mengalami akselerasi yang cukup tinggi pada awal abad 20, yaitu pada tahun 1999 hingga saat ini.

Beberapa program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya Infrasruktur adalah:



1. Jaringan Internet (Jarnet)
2. Jaringan Informasi Sekolah (JIS)
3. Wide Area Network Kota (WAN Kota)
4. Information and Communication Technology Center (ICT Center)
5. Indonesia Higher Education Network (Inherent)
6. Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas)
7. South East Asian Education Network (SEA EduNet)



2.1 Jaringan Internet (2000)

Sebelum tahun 1999 sebenarnya secara parsial Departemen Pendidikan Nasional telah banyak melaksanakan kegiatan-kegiatan maupun menjalankan program yang berhubungan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), utamanya untuk sarana komunikasi antar institusi dan otomatisasi pendataan. Beberapa diantaranya adalah pembuatan mailing list untuk komunikasi langsung antara pusat dengan daerah, menggalakkan pembuatan web site bagi sekolah untuk penyebaran informasi bagi sekolah tersebut serta penyusunan berbagai program pendataan berbasis TIK.

Namun, untuk pengembangan infrastruktur secara nasional dan dalam jumlah besar dilaksanakan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) pada tahun 2000 dalam sebuah program yang disebut dengan Jaringan Internet atau Jarnet.

Latar belakang program ini adalah untuk mendukung pemercepatan internetisasi sekolah-sekolah di Indonesia khususnya pada Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK. Hal ini karena SMK mulai diwajibkan untuk memiliki alamat email dan juga diminta untuk memiliki web site untuk sarana promosi sekolah masing-masing. Hal ini ditandai dengan perkembangan mailing list Dikmenjur yang pada awalnya hanya memiliki 2 orang anggota dan saat ini telah memiliki 5700 anggota dengan rata-rata komunikasi sebesar 600 email per-bulan.

Tujuan dari program ini adalah:



1. Mempercepat pelaksanaan Internetisasi di SMK Negeri dan Swasta.
2. Meningkatkan komunitas antar SMK.
3. Mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang dimiliki.
4. Menyediakan sarana mendapatkan informasi terkini dan media pembelajaran bagi warga sekolah dan masyarakat umum.
5. Menyediakan media promosi sekolah dalam rangka peningkatan minat/animo masyarakat terhadap SMK.
6. Menjadikan jarnet bagian dari unit produksi agar mengembangkan warnet di sekolah.



Dengan demikian bantuan Jarnet di sekolah selain untuk memperkenalkan pemanfaatan teknologi informasi kepada segenap warga sekolah, juga untuk memberi dorongan agar sekolah dapat meningkatkan kinerjanya dengan mendayagunakan komputer yang ada, serta memperkenalkan Internet sebagai sarana mencari informasi dan sarana komunikasi yang efektif dan efisien.

Bantuan Jarnet ini dimaksudkan agar digunakan untuk pengadaan peralatan dan pelatihan pemasangan jaringan lokal (LAN) di sekolah.

Program pengembangan Jaringan Internet diperuntukkan bagi semua SMK Negeri/ Swasta di Kabupaten/Kota. Sampai dengan tahun 2003 terdapat 744 SMK yang sudah memiliki jaringan Internet melalui program Jarnet ini.

2.2 Jaringan Informasi Sekolah (2001 - 2002)

Senyampang dengan mulai menjamurnya kebutuhan terhadap internet yang diakibatkan oleh program Jarnet, maka kebutuhan infrastruktur dan sarana komunikasi juga semakin meningkat. Khusus mengenai infrastruktur, sebagian besar sekolah yang ada di kabupaten dan kota hanya memiliki komputer yang memiliki spesifikasi yang amat rendah. Bahkan banyak yang tidak memiliki harddisk.

Namun, karena minat yang amat tinggi, mereka juga berkeinginan untuk memiliki jaringan yang terhubung dengan internet.

Pada tahun 2001, pengembangan program cloning sedang marak dimana-mana, yaitu memanfaatkan 1 komputer yang memiliki kapasitas besar dan dibagi ke komputer-komputer lainnya melalui sistem jaringan. Sehingga sekolah tidak perlu membeli banyak komputer lagi, namun cukup membeli 1 komputer yang berkapasitas besar. Namun, pengetahuan ini masih amat terbatas, karena dibeberapa tempat menjadi sebuah lahan bisnis yang menggiurkan dan ditawarkan dengan harga yang cukup tinggi.

Oleh Depdiknas, program ini kemudian dipelajari dan disebarluaskan ke seluruh propinsi agar dapat diterapkan di sekolah-sekolah.

Disisi lain, perkembangan TIK yang cukup pesat membutuhkan SDM yang handal, juga membutuhkan sarana komunikasi dan diskusi bagi penggiat TIK di satu daerah, agar para guru yang memiliki hobi yang sama dapat berkumpul secara teratur setiap bulan untuk saling berbagi informasi dan pengetahuan di dalam bidang TIK. Untuk berkumpul ini juga dibutuhkan sebuah lokasi yang representatif, yang memiliki sarana dan prasarana dalam bidang TIK serta dapat dijadikan sebuah sekretariat.

Dengan dasar inilah, Depdiknas pusat mencoba untuk memacu hal tersebut dengan “memberikan kail” berupa bantuan untuk pelatihan awal dan merangsang pembentukan sekretariat TIK di masing-masing kabupaten/kota.

Program inilah yang disebut dengan Jaringan Informasi Sekolah atau disingkat JIS.

Mengapa disebut dengan Jaringan Informasi Sekolah ? Karena diharapkan fungsi utama dari prgoram ini adalah untuk menjaring seluruh sekolah di dalam satu wilayah agar saling berbagi informasi, khususnya dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Peserta JIS ini tidak terbatas kepada SMK saja, namun diikuti oleh seluruh SLTA di daerah tersebut, SLTP dan beberapa SD. Syarat utama untuk ikut di dalam JIS adalah memiliki minat terhadap TIK

Hasil yang diharapkan dari program ini adalah:



1. Terbentuknya Jaringan Informasi Sekolah di Kabupaten/Kota
2. Terbentuknya Jaringan Lokal (Local Area Network) di masing-masing sekolah yang menjadi peserta pelatihan
3. Tersosialisasikannya informasi mengenai program cloning PC, sehingga bagi sekolah yang memiliki komputer dengan spesifikasi rendah, tetap dapat dimanfaatkan untuk aplikasi perkantoran atau untuk internet



Hingga tahun 2003, telah terbentuk 154 JIS di seluruh Indonesia. Ini merupakan embrio pengembangan SDM untuk program TIK yang sejak program ini digulirkan menjadi lebih cepat lagi pengembangannya

2.3 Wide Area Notwork (WAN) Kota (2002-2003)

Perkembangan kebutuhan akan TIK sejak bergulirnya program Jarnet dan JIS semakin besar, utamanya kebutuhan terhadap koneksi internet yang digunakan untuk mempercepat proses pengiriman data dan informasi dari daerah ke pusat serta untuk proses pembelajaran.

Namun disisi lain, harga internet di Indonesia yang masih amat mahal menjadi pemikiran utama dari sekolah-sekolah tersebut. Untuk bisa membiayai operasional sehari-hari saja masih amat sulit, apalagi harus menyisihkan dana setiap bulan untuk biaya internet.
******

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dikembangkanlah program WAN Kota, yang mencoba menghubungkan jaringan lokal di semua sekolah yang berada pada satu wilayah dan kemudian memasang koeksi internet pada salah satu simpul di daerah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan biaya internet yang seharusnya hanya diatnggung oleh satu sekolah menjadi tanggungan bersama. Ini akan meringankan dan memudahkan sekolah-sekolah tersebut untuk turut serta menikmati koneksi internet.

Secara umum, fungsi dan manfaat program WAN Kota adalah:

1. wahana berbagi (sharing) sumber daya data, informasi, dan program pendidikan;
2. media komunikasi berbasis web atau multimedia antar lembaga pendidikan yang dibangun, dikelola, dan dikembangkan secar mandiri, kolektif, dan sistematis oleh semua lembaga pendidikan yang terlibat di dalam jejaring tersebut;
3. infrastruktur pemelajaran jarak jauh (e-learning) dan pelayanan pemerintahan (e-government);
4. sumber informasi dan komunikasi antar sekolah (SLTP, SMU dan SMK);
5. pusat penyimpanan (server) modul pembelajaran;
6. pusat pelatihan teknologi informasi dan komunikasi bagi masyarakat sekitarnya;
7. digital library (perpustakaan berbasis komputer) yang dapat diakses semua sekolah di Kabupaten/Kota.

Secara umum, teknologi yang digunakan untuk program WAN Kota ini adalah teknologi Wireless IEEE 801.11 a/b/g yang memanfaatkan frekwensi 2,4 Ghz. Dengan penggunakan frekwensi yang free inilah, maka setiap sekolah hanya bermodalkan satu set antena Grid Parabolic ataupun menggunakan antena kaleng dan wajanbolic yang dirakit sendiri sudah dapat menikmati koneksi internet yag murah.

Dengan program ini, maka bermunculan juga sentra-sentra perakitan perangkat 2,4 Ghz di beberapa tempat, sehingga menggerakkan indutri kecil di daerah tersebut. Juga di beberapa lokasi, program ini disandingkan dengan RT/RW Net, sehingga pengguna internet tidak terbatas pada sekolah saja, melainkan juga masyarakat umum.

Hingga tahun 2003, telah terbentuk 31 WAN Kota di Indonesia.

2.4 ICT Center (2004 - 2006)

Program WAN Kota yang telah dikembangkan pada tahun 2002 hingga tahun 2003 akhirnya dirasakan hanya menitikberatkan kepada aspek perangkat keras dan jaringan saja, sedangkan pengembangan TIK tidak hanya terdiri atas kedua aspek tersebut. Pengembangan SDM juga hanya berputar kepada institusi yang menjadi lokasi WAN Kota, sehingga mulai dipikirkan untuk memperluas fungsi dan tugas dari WAN Kota menjadi sebuah institusi lain yang mampu menjadi pusat TIK di daerah dan bermanfaat secara luas bagi masyarakat di sekitarnya.

Berdasarkan pemikiran inilah, lahir sebuah program dan institusi dengan nama Information and Communication Technology (ICT) Center yang berfungsi sebagai Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kabupaten/Kota.

Untuk mempersenjatai fungsi tersebut, maka ICT Center dibentuk dengan infrastruktur yang melebihi WAN Kota, karena fungsu utamanya bukan hanya sekedar menghubungkan LAN di da satu wilayah saja, melainkan meluas kepada fungsi Capacity Bulding.

Perangkat yang diberikan kepada masing-masing ICT Center adalah satu set tower dan perangkat server 2,4 Ghz untuk membagi koneksi internet yang dimiliki, satu atau dua paket laboratorium komputer, dan perangkat pendukung jaringan lainnya, seperti VoIP Phone, Router, Switch dan lain-lain. Khusus ICT Center tahun 2005 malah diberikan bantuan koneksi selama 6 bulan melalui VSAT dengan bandwidth 128 Kbps 1:1 dengan ISP Indosat M2.

Berbagai program pelatihan telah dilaksanakan oleh seluruh ICT Center ini, dan sebagian berkolaborasi dengan pemerintah daerah maupun institusi lainnya. Di beberapa tempat, ICT Center malah sudah menjadi sebuah kebutuhan daerah, sehingga pemanfaatan perangkat yang dimiliki tidak hanya dari sekolah itu sendiri namun sudah amat meluas hingga ke masyarakat umum.

Hingga tahun 2008 ini, total ICT Center di seluruh Indonesia adalah 430 Unit

2.5 Inherent (2006 - 2007)

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi juga turut menggeliat di dalam pengembangan TIK dan tidak kalah dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Sebenarnya, sejak tahun 90-an, sudah banyak perguruan tinggi yang secara parsial maupun kelompok kecil telah mengembangkan infrastruktur TIK di kampus masing-masing. Yang amat terkenal adalah ITB dengan berbagai risetnya untuk bidang internet dan jaringan lokal.

Secara nasional, infrastruktur yang dibangun untuk menghubungkan seluruh perguruan tinggi dibangun pada tahun 2006, dalam bentuk program Indonesian Higher Education Network atau Inherent.

Program INHERENT menghubungkan 32 perguruan tinggi sebagai backbone utama dimana perguruan tinggi lainnya dapat terhubung ke PT backbone tersebut apabila hendak terhubung dalam satu sistem jaringan.

**********

Karena tujuan utama dari sistem ini adalah untuk riset dan pengembangan, maka jalur data yang disiapkan cukup besar, bahkan mencapai 155 Mbps dengan link yang terkecil mencapai 2 Mbps.

2.6 Jejaring Pendidikan Nasional (2006 - sekarang)

Program ICT Center dan WAN Kota yang dibangun hingga tahun 2006 telah berhasil membangun jaringan lokal di dalam masing-masing kabupaten kota, serta telah membentuk komunitas di dalam bidang TIK.

Selanjutnya, untuk menggabungkan seluruh ICT Center, WAN Kota dan Institusi pendidikan lainnya di seluruh Indonesia, pada tahun 2006 dikembangkan program Jejaring Pendidikan Nasional atau Jardiknas.

Untuk memudahkan pengelolaan, Jardiknas dibagi atas 4 zona, yaitu Zona Kantor Dinas dan Institusi, Zona Perguruan Tinggi, Zona Sekolah, dan Zona Personal (Guru dan Siswa)

*********

Seluruh lokasi terhubung dengan teknologi MPLS dan dikelola oleh 3 NOC, dimana seluruh NOC dihubungkan dengan link internasional dan IIX sebesar 200 Mbps.

Hingga akhir tahun 2007, telah terhubung 1.014 titik institusi dan 11.825 sekolah dengan Jardiknas.

2.7 SEA EduNet ( 2008 )

Rencana pengembangan ke depan adalah mengintegrasikan jejaring yang telah dibentuk di Indonesia dengan negara-negara tetangga, agar dapat dilaksanakan sharing knowledge dengan lebih intensif. Hal ini bertujuan agar seluruh institusi kita memiliki wawasan yang lebih mengglobal.

Salah satu teknologi yang saat ini sedang dijajaki oleh Depdiknas, utamanya oleh institusi Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Open Distance Learning Centre (SEAMOLEC) adalah teknologi multicast, yang menggunakan perangkat parabola untuk downstream dan teresterial untuk upstream.

Teknologi ini amat sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia, yang bergunung-gunung dan masih sulit dijangkau secara merata dengan koneksi kabel.

*********

Diharapkan pada tahun 2008, sudah dapat diujicobakan pada seluruh Propinsi di Indonesia.

3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengembangan Infrastruktur TIK pada Departemen Pendidikan Nasonal dilakukan secara bertahap dan berjenjang sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan lapangan. Dengan pengembangan infrastruktur ini maka pengelolaan pendidikan di Indonesia dapat lebih efektif dan efisien.

3.2 Rekomendasi

Integarasi sistem Jaringan yang saat ini telah dibangun dengan memanfaatkan dana rakyat harus terus dijaga, utamanya didalam setiap pengembangan program ke depan, agar tidak terkesan “membongkar pondasi” setiap ada kebijakan yang baru. Selain itu, pengembangan konten yang menjadi alat transportasi yang memanfaatkan infrastruktur ini harus lebih diperkaya, sehingga pemanfaatannya menjadi lebih optimal.

4. DAFTAR PUSTAKA

[1].“Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas)”, http://jardiknas.diknas.go.id

[2].“Buku perkembangan ICT Dikmenjur”, Direktorat Dikmenjur, 2005
Baca Selengkapnya - Sejarah Pengembangan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi, dari Jarnet hingga Jardiknas menuju ke South East Asian Education Network (SEA

Senin, 23 Maret 2009

Perbedaan Programer Otodidak dan Lulusan Informatika

Pernahkah anda punya rekan yang bisa pemrograman komputer tapi tidak berlatar belakang informatika/sejenisnya? Saya punya. Mulai dari programmer yang copy paste source code sampai dengan yang mampu bikin class sendiri juga ada. Disisi lain saya juga memiliki teman dengan latar belakang informatika namun kemampuan codingnya sama seperti rekan saya yang otodidak, bahkan ada yang mengaku lulusan informatika namun tidak mampu melakukan coding program.

Saya punya teman, pintar, logic programmingnya oke, menguasai lebih dari satu bahasa pemrograman selain itu proses codingnya juga cepat. Kalo disuruh misalnya “Gue butuh program bla.. bla.. bla.., elo bisa buat?” dia langsung jawab “Bisa!”. Tapi, giliran disuruh bikin ER Diagram ataupun DFD dia bingung harus mulai darimana.

Lalu timbul pertanyaan saya, kenapa masih ada lulusan informatika bisa dikalahkan oleh orang-orang otodidak dalam pemrograman? sebegitu mudahkah menjadi seorang programmer? apakah hanya dengan mengetahui logika pemrograman dan syntax-nya maka sudah menjadi seorang programmer? Lalu apa yang membedakan programmer lulusan teknik informatika dan yang otodidak?

Berdasarkan pengalaman saya bertemu dengan programmer otodidak, hampir sebagian besar mengerti pemrograman namun tidak diawali dengan belajar teori-teori dasar pemrograman. Biasanya hal itu akan dipelajari sambil berjalan seiring dengan mencoba beberapa baris kode. Sedangkan dalam dunia pendidikan, AFAIK, sebelum coding diharuskan mengerti terlebih dahulu teori-teori dasar seperti misalnya DFD, ER Diagram, bit, Byte dan lain sebagainya, baru nanti akan melangkah ke pemrogramannya.

Jika anda programmer terlepas apapun latar belakangnya tentu pernah mengalami hal-hal seperti dibawah ini :

  • Penggunaan beberapa fungsi-fungsi sejenis yang terkadang membingungkan dalam penggunaannya. Seperti misalnya kapan harus menggunakan str_replace dan kapan menggunakan ereg_replace atau kenapa harus strstr daripada preg_match() dalam PHP?
  • Jika berhubungan dengan field-field database pernahkah penentuan type field berdasarkan alasan yang jelas? Seperti misalnya kenapa harus bigint daripada int atau langsung comot yang paling besar? *mysql style*
  • Kenapa harus ADO daripada DAO untuk melakukan koneksi ke database *Lha, masih pake VB 6.0? =))*

Jujur, untuk hal-hal seperti itu kadang saya harus buka buku lagi, ya maklumlah namanya juga programmer pemula dan otodidak pula *ngeles*.

Berkaca dari contoh kasus diatas, lalu apa yang seharusnya membedakan antara programmer otodidak dan programmer berlatar belakang informatika?

Menurut saya yang memiliki latar belakang informatika harus bisa mengungguli yang otodidak dengan menguasai teori-teori dasar ini. Kemampuan seperti menyusun ER Diagram, DFD, bit, Byte, alokasi memori dan hal-hal lainnya harus bisa dikuasai oleh yang berlatar belakang informatika. Bahkan akan lebih bagus jika programmer berlatar belakang informatika mampu menguasai itu semua namun dapat menjelaskannya dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang lain. Bukan tidak mungkin programmer otodidak akan mempelajari hal seperti itu mengingat resources pemrograman sangat banyak beredar di internet. Ini tantangan yang akan dialami oleh lulusan informatika khususnya para programmer.

http://dgk.or.id

ICONSTKIP.blogspot.com

Baca Selengkapnya - Perbedaan Programer Otodidak dan Lulusan Informatika

Forum TI
Posting pesan anda
Nama
Email
pesan
Security Code